KOMISI VIII DPR RI BERKOMITMEN MENAIKKAN ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA PADA TAHUN 2011 SEBESAR Rp. 29 TRILIYUN
Komisi VIII DPR RI yang membidangi Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Bencana, tanggal 27 - 29 Oktober 2010 yang lalu berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau.
Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII dipimpin Hj. Chairunnisa (F-PG), didampingi beberapa Anggota di antaranya, Imran Muchtar (F-PD), Amin Santono (F-PD), Mahrus Munir (F-PD), M. Bagowi (F-PD), Syaiful Anwar (F-PD), Tety Kadi Bawono (F-PG), Adang Ruchiatna Purwadiredja (F-PDIP), Ina Amania (F-PDIP), Hayu R. Anggara Shelomita (F-PDIP), Herlini Amran (F-PKS), Rahman Amin (F-PKS), dan Soemintarsih Moentoro (F-Hanura). Tim disambut hangat Kepala Kanwil Kementerian Agama Kepri Razali Djaya dan jajarannya di Bandara Hang Nadim Batam.
Dalam pertemuannya dengan Kakanwil Kementerian Agama, Ketua Tim Komisi VIII Chairunnisa mengatakan, pihaknya ingin megetahui lebih dekat bagaimana pelaksanaan pembangunan bidang agama di Provinsi Kepri, juga untuk mendapatkan masukan terhadap anggaran yang telah diserap, serta mencari masukan-masukan untuk diformulasikan sebagai perbaikan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
Pertemuan tersebut diawali ekspos yang disampaikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Kepri, Razali Djaya terhadap pencapaian kinerja yang telah berhasil dilakukan sejak tahun 2006 hingga 2010.
Ketua Tim Kunker Komisi VIII Chairunnisa mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Kanwil yang telah membuat profil 2010. “Saya mengapresiasikan Kanwil sudah membuat profil 2010, tapi perlu penjelasan lebih lanjut mengenai serapan anggaran yang baru 20 %, yaitu anggaran kesetaraan gender padahal ini sudah bulan Oktober, apakah nanti bisa dikejar sehingga bisa mencapai 100%”, tanya Chairunnisa.
“Kita juga mengetahui kegiatan Kementerian Agama semakin hari semakin meningkat, jadi kami berkomitmen dan berkonsentrasi agar anggaran di Kementrian Agama dapat naik. Anggaran Kemeneg untuk tahun 2010 saja sudah 27 triliyun, untuk tahun 2011 akan diusahakan dapat naik menjadi 29 triliyun bahkan mungkin sampai 31 triliyun secara nasional”. Tambah Chairunnisa.
Untuk Kepri, dijelaskan Chairunnisa karena masih merupakan Provinsi baru, alokasi dana yang diberikan untuk tugas dan fungsi pembangunan di bidang agama tahun 2010 sebesar Rp. 32,3 milyar.
Diantaranya bantuan rumah ibadah sebesar Rp. 2,295 milyar, yakni bantuan madrasah swasta/tsanawiyah Rp. 1,4 milyar dan perpustakaan Rp. 170 juta, Gereja Katolik Rp. 50 Juta, Gereja Oikumene Rp. 20 Juta, Gereja HKBP Rp. 20 Juta, Pura Rp. 30 Juta dan lain-lain. “Nanti kalau memang masih ada dana yang dibutuhkan untuk bantuan tersebut di tahun 2011 melalui kementrian Agama kabupaten dan kota akan diteruskan ke Kementerian Agama Kepri dan akan difasilitasi Komisi VIII nantinya”. Jelas Chairunnisa.
Chairunnisa menambahkan, terkait program bimbingan masyarakat lintas agama di Kepri, salah satu anggota dari Komisi VIII menilai ada kejanggalan yang terjadi di Kanwil Kementerian Agama Kepri. Pasalnya umat Konghucu di Kepri tidak ada program bimbingan masyarakat, sementara 5 agama lainnya masing-masing memiliki program.
Menanggapi hal tersebut, Kakanwil Kemenag Kepri, Razali Djaya menjelaskan, selama ini memang belum ada program bimbingan masyarakat untuk umat Konghucu, tapi sudah diserahkan ke TU Kanwil Kemenag. “Kenapa belum ada? Karena di Dirjen, Sekretariat mereka belum terdaftar. Namun meskipun demikian, seluruhnya sudah diserahkan kepada bagian TU”. Papar Razali, yang mengatakan data 2009 jumlah umat Konghucu di Kepri mencapai 1.752 orang.
Razali juga mengatakan, saat ini Kanwil Kemenag Kepri sudah membuat Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Tanjung Pinang dan Batam. Kenapa di Batam? Karena penduduk di Batam terdiri dari multi etnis dan agama.
“Kita juga sedang menggagas FKUB sampai di tingkat kecamatan. Satu kendala yang ditemukan di Kepri, jumlah guru-guru agama di sekolah umum masih terbatas. Untungnya tahun ini pemerintah memberikan formasi untuk penerimaan guru agama di Kepri, begitu juga jumlah pondok Pesantren belum banyak, yakni hanya 42 di seluruh Kepri”. Jelas Razali.
Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII dipimpin Hj. Chairunnisa (F-PG), didampingi beberapa Anggota di antaranya, Imran Muchtar (F-PD), Amin Santono (F-PD), Mahrus Munir (F-PD), M. Bagowi (F-PD), Syaiful Anwar (F-PD), Tety Kadi Bawono (F-PG), Adang Ruchiatna Purwadiredja (F-PDIP), Ina Amania (F-PDIP), Hayu R. Anggara Shelomita (F-PDIP), Herlini Amran (F-PKS), Rahman Amin (F-PKS), dan Soemintarsih Moentoro (F-Hanura). Tim disambut hangat Kepala Kanwil Kementerian Agama Kepri Razali Djaya dan jajarannya di Bandara Hang Nadim Batam.
Dalam pertemuannya dengan Kakanwil Kementerian Agama, Ketua Tim Komisi VIII Chairunnisa mengatakan, pihaknya ingin megetahui lebih dekat bagaimana pelaksanaan pembangunan bidang agama di Provinsi Kepri, juga untuk mendapatkan masukan terhadap anggaran yang telah diserap, serta mencari masukan-masukan untuk diformulasikan sebagai perbaikan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
Pertemuan tersebut diawali ekspos yang disampaikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Kepri, Razali Djaya terhadap pencapaian kinerja yang telah berhasil dilakukan sejak tahun 2006 hingga 2010.
Ketua Tim Kunker Komisi VIII Chairunnisa mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Kanwil yang telah membuat profil 2010. “Saya mengapresiasikan Kanwil sudah membuat profil 2010, tapi perlu penjelasan lebih lanjut mengenai serapan anggaran yang baru 20 %, yaitu anggaran kesetaraan gender padahal ini sudah bulan Oktober, apakah nanti bisa dikejar sehingga bisa mencapai 100%”, tanya Chairunnisa.
“Kita juga mengetahui kegiatan Kementerian Agama semakin hari semakin meningkat, jadi kami berkomitmen dan berkonsentrasi agar anggaran di Kementrian Agama dapat naik. Anggaran Kemeneg untuk tahun 2010 saja sudah 27 triliyun, untuk tahun 2011 akan diusahakan dapat naik menjadi 29 triliyun bahkan mungkin sampai 31 triliyun secara nasional”. Tambah Chairunnisa.
Untuk Kepri, dijelaskan Chairunnisa karena masih merupakan Provinsi baru, alokasi dana yang diberikan untuk tugas dan fungsi pembangunan di bidang agama tahun 2010 sebesar Rp. 32,3 milyar.
Diantaranya bantuan rumah ibadah sebesar Rp. 2,295 milyar, yakni bantuan madrasah swasta/tsanawiyah Rp. 1,4 milyar dan perpustakaan Rp. 170 juta, Gereja Katolik Rp. 50 Juta, Gereja Oikumene Rp. 20 Juta, Gereja HKBP Rp. 20 Juta, Pura Rp. 30 Juta dan lain-lain. “Nanti kalau memang masih ada dana yang dibutuhkan untuk bantuan tersebut di tahun 2011 melalui kementrian Agama kabupaten dan kota akan diteruskan ke Kementerian Agama Kepri dan akan difasilitasi Komisi VIII nantinya”. Jelas Chairunnisa.
Chairunnisa menambahkan, terkait program bimbingan masyarakat lintas agama di Kepri, salah satu anggota dari Komisi VIII menilai ada kejanggalan yang terjadi di Kanwil Kementerian Agama Kepri. Pasalnya umat Konghucu di Kepri tidak ada program bimbingan masyarakat, sementara 5 agama lainnya masing-masing memiliki program.
Razali juga mengatakan, saat ini Kanwil Kemenag Kepri sudah membuat Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Tanjung Pinang dan Batam. Kenapa di Batam? Karena penduduk di Batam terdiri dari multi etnis dan agama.
“Kita juga sedang menggagas FKUB sampai di tingkat kecamatan. Satu kendala yang ditemukan di Kepri, jumlah guru-guru agama di sekolah umum masih terbatas. Untungnya tahun ini pemerintah memberikan formasi untuk penerimaan guru agama di Kepri, begitu juga jumlah pondok Pesantren belum banyak, yakni hanya 42 di seluruh Kepri”. Jelas Razali.
Komentar
Posting Komentar