WWW.DETIK-KABAR.BLOGSPOT.COM, JAKARTA --Calon gubernur DKI Jakarta
dari jalur independen Faisal Basri mengklaim, dirinya membayar pajak
lebih besar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya bayar pajak terakhir tahun lalu, PPH pribadi, sebesar Rp. 314 juta, jauh lebih besar daripada SBY,” kata Faisal dalam jumpa pers usai verifikasi kekayaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kediamannya di Jl Ciasem 4 No. 22, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2012).
SBY diketahui membayar pajak Rp. 127 juta selama 2007 sedangkan Faisal Basri membayar pajak 2008 sebesar Rp. 250 juta.
“Sejak saya membandingkan pajak yang saya bayar dengan pajak yang dibayar SBY, sejak saat itu pula SBY tidak pernah mengumumkan berapa pajak yang dia bayar,” kata Faisal.
Terkait dengan kekayaan pada calon gubernur Jakarta, Faisal mengimbau KPUD DKI agar mengumumkan jumlah pajak yang dibayar oleh mereka.
“Nanti disandingkan dengan kekayaan mereka. Itu lebih asyik, artinya lebih memberikan sesuatu. Dia patuh nggak pada negara. Ini imbauan saya. Diterima syukur,
nggak ya nggak papa, namanya juga imbauan,” kata Faisal, seraya menambahkan bahwa dirinya yakin cawagub dari kubu PDI-P Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) memiliki kepedulian yang sama soal pajak.
Faisal juga mengimbau para koruptor untuk menghentikan aksi mereka.
“Kelebihan dari pendapatan dan pengeluaran kan jadi harta. Lalu di-kros cek sama pajak. Itu nggak bisa dikorupsi, kecuali pakai cash, pakai truk ngasih uangnya. Itu yang nggak bisa dicek sama KPK,” kata Faisal.
Intinya, kata dia, para koruptor itu harus sadar kalau korupsi itu pasti ketahuan.
Dalam kesempatan itu, Faisal juga mengklarifikasi bahwa rekening hasil saweran warga atas nama dirinya memang tidak dimasukkan ke dalam laporan kekayaan ke KPK. Rekening yang dibuat itu, jelas Faisal, untuk menampung donasi dari warga dalam memperebutkan kursi DKI 1.
“Saya bayar pajak terakhir tahun lalu, PPH pribadi, sebesar Rp. 314 juta, jauh lebih besar daripada SBY,” kata Faisal dalam jumpa pers usai verifikasi kekayaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kediamannya di Jl Ciasem 4 No. 22, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2012).
SBY diketahui membayar pajak Rp. 127 juta selama 2007 sedangkan Faisal Basri membayar pajak 2008 sebesar Rp. 250 juta.
“Sejak saya membandingkan pajak yang saya bayar dengan pajak yang dibayar SBY, sejak saat itu pula SBY tidak pernah mengumumkan berapa pajak yang dia bayar,” kata Faisal.
Terkait dengan kekayaan pada calon gubernur Jakarta, Faisal mengimbau KPUD DKI agar mengumumkan jumlah pajak yang dibayar oleh mereka.
“Nanti disandingkan dengan kekayaan mereka. Itu lebih asyik, artinya lebih memberikan sesuatu. Dia patuh nggak pada negara. Ini imbauan saya. Diterima syukur,
nggak ya nggak papa, namanya juga imbauan,” kata Faisal, seraya menambahkan bahwa dirinya yakin cawagub dari kubu PDI-P Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) memiliki kepedulian yang sama soal pajak.
Faisal juga mengimbau para koruptor untuk menghentikan aksi mereka.
“Kelebihan dari pendapatan dan pengeluaran kan jadi harta. Lalu di-kros cek sama pajak. Itu nggak bisa dikorupsi, kecuali pakai cash, pakai truk ngasih uangnya. Itu yang nggak bisa dicek sama KPK,” kata Faisal.
Intinya, kata dia, para koruptor itu harus sadar kalau korupsi itu pasti ketahuan.
Dalam kesempatan itu, Faisal juga mengklarifikasi bahwa rekening hasil saweran warga atas nama dirinya memang tidak dimasukkan ke dalam laporan kekayaan ke KPK. Rekening yang dibuat itu, jelas Faisal, untuk menampung donasi dari warga dalam memperebutkan kursi DKI 1.
Komentar
Posting Komentar